Polemik Ijazah Jokowi Memanas, Abraham Samad Pro Jokowi atau Roy Suryo?

Jakarta, 14 Mei 2025 – Kontroversi seputar dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus bergulir, dengan keterlibatan mantan Ketua KPK Abraham Samad menjadi sorotan publik. Polemik ini juga diperkeruh oleh penolakan tim advokat Roy Suryo terhadap hasil tes forensik yang dilakukan Bareskrim Polri, yang disebut telah mencapai 90% penyelidikan. Berikut perkembangan terbaru berdasarkan sumber-sumber terpercaya.

Keterlibatan Abraham Samad: Pro Jokowi atau Roy Suryo?

Abraham Samad, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terseret dalam kasus ini karena dianggap terlibat dalam penyebaran narasi dugaan ijazah palsu Jokowi melalui platform YouTube-nya, “Abraham Samad SPEAK UP.” Dalam podcast tersebut, Samad mengundang narasumber seperti Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan Tifauzia Tyassuma (Dokter Tifa), yang semuanya dilaporkan terkait tuduhan fitnah terhadap Jokowi. Samad dan aktivis Mikhael Sinaga telah dipanggil sebagai saksi oleh Polda Metro Jaya, namun keduanya mangkir pada panggilan pertama dan dijadwalkan diperiksa kembali.

Samad sendiri menyatakan sikap kritis terhadap laporan hukum yang diajukan Jokowi. Dalam pernyataannya, ia meminta Jokowi menghentikan laporan tersebut, dengan alasan laporan itu tidak berdasar dan berpotensi menjadi kriminalisasi terhadap akademisi serta aktivis. Namun, Samad tidak secara eksplisit menyatakan dukungan penuh kepada Roy Suryo atau kelompok Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA). Sebaliknya, ia menekankan pentingnya penegakan hukum yang adil dan tidak memihak. Sikap ini menunjukkan bahwa Samad lebih condong pada posisi netral, dengan fokus mengkritik potensi penyalahgunaan hukum ketimbang mendukung salah satu pihak secara langsung.

Sumber dari Tempo menyebutkan bahwa Samad, bersama TPUA, telah aktif mempertanyakan keaslian ijazah Jokowi sejak Desember 2024, dengan bukti tambahan yang diklaim diperoleh dari penelusuran di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Solo. Meski begitu, tidak ada pernyataan resmi dari Samad yang menyebut ijazah Jokowi palsu secara langsung, melainkan lebih kepada mendukung transparansi dan kebenaran akademik.

Roy Suryo dan Penolakan Hasil Tes Forensik

Roy Suryo, pakar telematika dan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, menjadi tokoh sentral dalam polemik ini setelah mengklaim menemukan kejanggalan pada ijazah S1 Jokowi dari Fakultas Kehutanan UGM. Dalam podcast di kanal YouTube Abraham Samad, Roy menggunakan metode Error Level Analysis (ELA) untuk menganalisis pas foto pada ijazah, yang menurutnya menunjukkan ketidakkonsistenan cap UGM dan indikasi rekayasa. Namun, Roy mengakui bahwa dokumen yang dianalisisnya berasal dari media sosial, yang menurut ahli forensik Raden Hendro tidak dapat dijadikan bukti sahih karena mudah direkayasa.

Tim advokat Roy Suryo, bersama Rismon Sianipar dan Dokter Tifa, secara tegas menolak hasil tes forensik yang dilakukan Bareskrim Polri. Dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Refly Harun pada 12 Mei 2025, mereka menyebut proses penyelidikan Bareskrim “sepihak” dan diduga bertujuan “menyelamatkan” Jokowi. Mereka mencurigai bahwa Bareskrim akan menyatakan ijazah Jokowi asli dan menghentikan aduan TPUA. Penolakan ini didasarkan pada ketidakpercayaan terhadap independensi penyidik dan kurangnya keterlibatan pihak mereka dalam proses pengujian forensik.

Bareskrim Polri, melalui Direktur Tindak Pidana Umum Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, menyatakan bahwa penyelidikan telah mencapai 90%, dengan 31 saksi diperiksa dan tujuh ijazah teman sekolah serta kuliah Jokowi dijadikan pembanding. Pengujian di laboratorium forensik internasional diklaim dilakukan secara profesional, namun hasil akhir belum diumumkan. Sementara itu, Jokowi telah menyerahkan ijazah SMA dan S1-nya kepada penyidik untuk diverifikasi, meski tim kuasa hukumnya, dipimpin Yakup Hasibuan, menegaskan bahwa ijazah asli hanya akan ditunjukkan di persidangan jika diperlukan.

Kuasa Hukum Jokowi: Tuduhan Fitnah dan Langkah Hukum

Tim kuasa hukum Jokowi, yang dipimpin Yakup Hasibuan, menyebut tuduhan ijazah palsu sebagai fitnah yang merusak nama baik Jokowi, keluarganya, dan rakyat Indonesia. Mereka telah melaporkan lima orang, termasuk Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan Dokter Tifa, ke Polda Metro Jaya pada 30 April 2025, dengan tuduhan pelanggaran UU ITE dan penghasutan. Hasibuan menegaskan bahwa UGM telah berkali-kali mengonfirmasi keaslian ijazah Jokowi, dan tuduhan ini dianggap tidak berdasar hukum serta menyesatkan.

Sidang mediasi gugatan perdata di Pengadilan Negeri Solo pada 30 April 2025 berakhir deadlock karena ketidakhadiran Jokowi dan penolakan tim hukumnya untuk menunjukkan ijazah asli. Sidang lanjutan dijadwalkan pada 7 Mei 2025, dengan potensi Jokowi hadir untuk menunjukkan ijazahnya kepada majelis hakim.

Tanggapan Publik dan Implikasi

Polemik ini memicu perdebatan sengit di kalangan masyarakat. Pengamat politik Devi Darmawan menyebut isu ijazah Jokowi tidak lagi relevan karena ia telah selesai menjabat sebagai presiden, dan tuduhan ini tidak akan mendelegitimasi kepemimpinannya. Namun, kasus ini berpotensi memengaruhi dinamika politik, terutama dengan keterlibatan tokoh seperti Abraham Samad dan Roy Suryo, yang dikenal vokal dalam isu-isu publik.

Sementara itu, TPUA dan kelompok advokat seperti Peradi Bersatu terus menambah bukti untuk mendukung laporan mereka, termasuk 16 barang bukti baru terkait dugaan penghasutan oleh Roy Suryo cs. Di sisi lain, Koordinator Tim Advokasi Anti Kriminalisasi Akademisi dan Aktivis, Petrus Selestinus, menilai penyelidikan terhadap Jokowi harus dihentikan hingga keaslian ijazahnya terbukti secara hukum.

Keterlibatan Abraham Samad dalam polemik ijazah Jokowi lebih sebagai pengkritik potensi kriminalisasi ketimbang pendukung langsung Roy Suryo atau Jokowi. Roy Suryo dan tim advokatnya tetap bersikeras menolak hasil tes forensik Bareskrim, mencurigai adanya upaya melindungi Jokowi. Sementara itu, tim kuasa hukum Jokowi menegaskan bahwa tuduhan ini adalah fitnah yang akan dibuktikan melalui proses hukum. Dengan penyelidikan yang hampir rampung, publik menanti hasil tes forensik untuk mengakhiri spekulasi yang telah berlangsung bertahun-tahun.

Posting Komentar

0 Komentar